Update Google Earth Hapus Mitologi Kota 'Atlantis'

(Foto: Google)

CALIFORNIA - Peta Google Earth kabarnya mengangkat rumor kota yang hilang, Atlantis. Aplikasi peta tersebut mendapatkan update yang dibutuhkan untuk membersihkan tampilan pola gridlike yang merujuk pada kota mitologis yang terletak di dasar laut.

Dilansir Foxnews, Kamis (26/4/2012), Google Ocean, perluasan dari program peta Google Earth telah memperlihatkan artefak data dari metode sonar yang ahli kelautan (oceanographers) gunakan untuk memetakan dasar laut. Pekan ini, Google telah meng-update aplikasi itu dengan data dasar laut baru dari Scripps Institution of Oceanography University of California,  University of California San Diego UCSD), National Oceanic serta Atmospheric Administration (NOAA) dan grup lainnya.

"Versi asli dari Google Ocean adalah peta prototype yang dikembangkan dengan resolusi tinggi, tetapi mengandung ribuan kesalahan berkaitan dengan data kapal asli yang tersimpan. Mahasiswa program sarjana di UCSD menghabiskan tiga tahun terakhir ini untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan itu," ujar Scripps Geophysicist, David Sandwell.

Para mahasiswa dari UCSD memasukan data baru ke dalam arsip yang digunakan Google untuk membuat peta topografi bawah laut. Para peneliti membuat data ini dengan menggunakan sonar atau gelombang suara yang memantul dari dasar laut. Peneliti bisa mendapatkan informasi dari pantulan gelombang suara tersebut.

Kabarnya, Google menggunakan banyak survei yang kadang-kadang saling tumpang tindih, sehingga menciptakan pola gridlike aneh. Itulah yang terjadi pada 2009. Google Ocean sebagai aplikasi penjelajah memperlihatkan titik wilayah dengan grid luas pada dasar laut yang tampak seperti jalan-jalan di sebuah kota kecil yang terorganisasi dengan baik.

Jalan-jalan kecil itu diyakini sebagai perwujudan kota Atlantis, yaitu kota yang terletak di bawah laut. Konon, Atlantis adalah pulau  legendaris yang pertama kali disebut oleh Plato dalam buku Timaeus dan Critias.