Kata Bertaring
Kejadian ini bermula ketika Ben Evans (pakar hewan dari McMaster
University) sedang mengadakan penelitian di Sulawesi. Dari ke-13 katak
tersebut, 9 di antaranya adalah spesies yang belum pernah ditemukan
sebelumnya. Katak ini memiliki tonjolan tulang di rahang bawah, sehingga
kelihatan seperti memiliki taring. Kegunaan taring ini belum dapat
diketahui secara pasti. Para ilmuwan masih menafsirkan bahwa, taring itu
berguna sebagai perlindungan diri. Menurut Ben Evans, seluruh spesies
katak bertaring yang ditemukan memiliki variasi adaptasi yang berbeda,
sesuai kondisi lingkungan dan iklim mikro masing-masing, mulai dari yang
terbasah hingga terkering dan dengan beragam vegetasi yang ada.
Terdapat beberapa spesies yang memiliki kaki berselaput tebal untuk beradaptasi di wilayah sungai berarus deras. Dan ada juga yang berselaput tipis, yang tinggal di darat. Anehnya, ada katak yang melakukan fertilisasi secara internal, yakni meletakkan telurnya jauh dari air. Menurut hasil penelitian, hanya katak jenis ini yang mampu hidup berkompetisi dengan genus lainnya.
Wah, ternyata Indonesia selalu menyimpan keanekaragaman spesies! Mungkin di Kalimantan masih banyak lagi spesies yang belum ditemukan.
Terdapat beberapa spesies yang memiliki kaki berselaput tebal untuk beradaptasi di wilayah sungai berarus deras. Dan ada juga yang berselaput tipis, yang tinggal di darat. Anehnya, ada katak yang melakukan fertilisasi secara internal, yakni meletakkan telurnya jauh dari air. Menurut hasil penelitian, hanya katak jenis ini yang mampu hidup berkompetisi dengan genus lainnya.
Wah, ternyata Indonesia selalu menyimpan keanekaragaman spesies! Mungkin di Kalimantan masih banyak lagi spesies yang belum ditemukan.
Komentar
Posting Komentar